Minggu, 23 Desember 2012

Keutamaan Mengajar



Ayat-ayat yang bersangkutan dengan keutamaan mengajar itu ialah firman Alloh 'azza wa jalla :

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ


"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."
( At Taubah : 122 )

Yang di maksud dengan memberi peringatan dalam ayat di atas itu ialah memberi pelajaran dan petunjuk ke jalan yang baik.

Alloh Ta'ala berfirman pula :

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ


"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima."
( Ali Imran : 187 )

Ayat di atas menjelaskan dengan seterang-terangnya akan kewajiban mengajar atau memberi pelajaran.

Lagi firmannya :

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءهُمْ وَإِنَّ فَرِيقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ


"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."
( Al Baqarah : 146 )

Sebagaimana juga Alloh Ta'ala berfirman dalam hal kesaksian :

وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ ۖ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ


"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu´amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
( Al Baqarah : 283 )

Alloh Ta'ala berfirman lagi :

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ


“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
( Fushshilat : 33 )


Juga firmanNya :

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang  baik.  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah  yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
( An Nahl : 125 )

Dan firmanNya pula :

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."
( Al Baqarah : 151 )

Adapun hadist-hadist yang menerangkan perihal di atas itu di antaranya ialah sewaktu Rasululloh S.A.W. mengirimkan Mu'adz ke Yaman, lalu bersabda :

"Niscayalah andaikata Alloh memberi hidayah seseorang sebagai hasil usahamu, maka hal itu adalah lebih baik bagimu dari pada seluruh dunia dan seisinya ini."
Diriwayatkan oleh Ahmad. Imam-imam Buchari dan Muslim juga meriwayatkan hadist di atas, tetapi waktu itu beliau S.A.W. menyabdakannya kepada Ali r.a.

Rasululloh S.A.W. bersabda pula :

"Barang siapa yang mengetahui sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikannya (tidak suka mengajarkannya), maka oleh Alloh ia akan di beri kendali pada hari kiamat nanti dengan kendali dari api neraka."
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan lain-lain.

Juga sabdanya :

"Sesungguhnya Alloh Subhanahu wa Ta'ala, juga malaikat serta para penghuni langit dan bumi, sampai-sampai semut yang di dalam lubangnya dan ikan hiu yang ada di lautan, semuanya memohonkan rahmat bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang banyak."
Diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Beliau S.A.W. bersabda lagi :

"Apabila seseorang anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalannya, melainkan dari tiga hal, yaitu sedekah yang mengalir (jariah), ilmu yang di ambil manfaatnya dan anak sholeh yang mendo'akan untuknya."
Diriwayatkan oleh Muslim.

Sabdanya lagi :

"Pemberi petunjuk kepada kebaikan adalah sama dengan yang mengerjakannya (perihal pahalanya)."
Diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Ada lagi sabdanya :

"Rahmat Alloh bagi seluruh pengganti-penggantiku." Beliau S.A.W. di tanya :"Siapakah pengganti-pengganti Tuhan itu ?". Beliau S.A.W. lalu bersabda :"Mereka itu ialah orang-orang yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba-hamba Alloh."
Diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr.

Perihal keterangan-keterangan dari para sahabat yang berhubungan dengan persoalan-persoalan di atas, di antaranya ialah ucapan Mu'adz demikian :

"Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab belajarnya itu dengan karena Alloh merupakan tanda taqwa padaNya, mencarinya merupakan ibadat, menelannya sebagai bertasbih (Memahasucikan Alloh), menyelidikinya adalah sebagai jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya sebagai sedekah, menyampaikannya kepada ahllinya adalah kebaktian.

Ilmu pengetahuan adalah kawan di waktu sendirian, sahabat di waktu sunyi, petunjuk jalan kepada agama, pendorong ketabahan di saat dalam kekurangan dan kesukaran.

Alloh meninggikan pangkat sesuatu kaum karena ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Kemudian Alloh menjadikan mereka itu sebagai pemimpin, penghulu dan pembimbing yang di ikuti petunjuknya ; mereka juga sebagai penunjuk ke jalan kebaikan, sepak terjangnya di contoh, kelakuannya di tiru dan di teladani.

Dengan ilmu pengetahuan pulalah seseorang hamba itu dapat menduduki tempat orang-orang yang berbakti dan pangkat-pangkat yang tinggi.

Memikirkan ilmu adalah sama pahalanya dengan berpuasa, menelaahnya sama dengan bangun sholat malam. Dengan menggunakan ilmulah akan menjadi benar cara berbakti kepada Alloh 'azza wa jalla, dengannya Alloh di puja dan di sembah, dengannya pula Dia di maha Esakan dan di agung-agungkan, dengannya seseorang menjadi wara' dan sangat taqwa pada Alloh, dengannya di eratkan tali persaudaraan dan dengannya dapat di ketahuinya apa-apa yang halal dan yang haram.

Ilmu pengetahuan adalah pemimpin segala amalan dan amalan itu hanyalah sebagi pengikutnya belaka. Yang di ilhami dan di karuniai ilmu adalah benar-benar celaka."

Alhasan rahimahullah berkata :"Andaikata tidak ada para alim ulama, pastilah manusia seluruhnya akan menjadi sebagai binatang."
Maksudnya ialah bahwa dengan sebab adanya pelajaran yang mereka berikan itu, lalu seluruh manusia dapat keluar dari batas pengertian kebinatangan dan memasuki batas kemanusiaan.


Di salin dari buku :

BIMBINGAN UNTUK MENCAPAI TINGKAT MU'MIN

0 komentar:

Posting Komentar

    About