Suatu hari aku menawarkan padanya bagaimana kalau satu akhir
pekan kami akan pergi ke gereja dan satu akhir pekan lagi kita akan pergi ke
masjid, dengan begitu aku ingin mengenalkan tentang islam kepadanya dan
menunjukkan toleransiku sebagai seorang muslim terhadap non muslim. Namun,
lagi-lagi dia menolaknya. Dalam hati aku berkata kepada diriku sendiri aku
harus yakin dan berubah untuk menjadi lebih baik dan menunjukkan perilaku yang
baik dan sopan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang di syariatkan dalam
Islam. Aku ingin menunjukkan kepada orang-orang di sekitarku bahwa Muslim tidak
seburuk yang mereka kira.
Semenjak itulah ada sedikit perubahan dari Rehana, ia mulai
sedikit tertarik mendengan ceritaku mengenai Islam. Dan suatu ketika ia pun
berminat untuk mengunjungi masjid bersamaku. Disana ia terlihat sangat terkesan
saat mendengarkan ceramah dari seorang imam setelah selesai sholat berjamaah.
Setiap harinya Rehanapun rajin membaca buku-buku islami dan mempelajarinya. Alhamdulillah
akhirnya Alloh membalas kesabaranku selama ini, Rehanapun mengucapkan ikrar ke
islamannya dengan membaca dua kalimat syahadat. Dan akupun sangat bersyukur,
akhirnya kami sekeluarga bisa menjadi muslim dan akan membimbing anak-anak
bersama menjadi seorang muslim sejati tanpa harus ada kebimbangan anak-anak
dalam beribadat seperti yang lalu-lalu.
Setelah Renana memeluk Islam, ia mulai merubah penampilannya
dengan menutup auratnya dengan baik dan rapi seperti yang di ajarkan di dalam
agama Islam, dia menutupi kepalanya seperti wanita muslim teladan dan iapun
bertanya-tanya mengapa banyak wanita Muslim yang lahir tidak mematuhi aturan
pakaian dalam Islam. Dia juga ingin mendidik dan menyekolahkan anak-anak kami di
sekolah Islam. Setiap hari kami rajin pergi ke masjid, bahkan dia selalu
mengingatkan lebih awal ketika mendengan kumandang adzan untuk segera pergi ke
masjid. Aku sangat bersyukur dan beruntung memiliki istri sepertinya, yang
akhirnya bisa menjadi istri yang baik untukku dan anak-anakku. Akhirnya masalah
dalam rumah tanggaku mengenai keyakinan teklah berakhir. Aku meliha Rehana
setiapharinya berjuang keras untuk belajar lebih banyak tentang Islam. Ia juga
berkata padaku, bahwa dengan mempelajari Islam mampun membuat hati dan pikirannya
menjadi tenang.
Setiap kali kami berbicara, aku menemukan dia menjadi
Muslima lebih nyata dibanding Muslim lahir dan tradisional. Cintanya untuk
mempelajari Islam lebih dalam adalah inspirasi bagi ku. Rehana sangat berterima
kasih kepada ku karena telah menjadi imam untuknya dan telah mengajarkan dan
memperkenalkan tentang Islam kepadanya. Yang menbuatku terkejut adalah
penerimaan orang tua Rehana terhadap keislamannya. Orangtua dan keluarganya
yang juga non muslim tidak mempermasalahkan terntang perpindahan agama putri
mereka, bahkan ketika kami berkunjung ke rumah orang tuanya atau mertuaku, kami
masih di sambut hangat olehnya dan suasana kekeluargaanpun masih menyelimuti
kami saat kami tengah berkumpul bersama.
Malam itu rencananya kami mengundang makan malam meruaku
beserta kerabatku yang lainnya ke rumah, meskipun kami berbeda agama, namun aku
dan istriku harus tetap menjunjung tinggi toleransi kami dengan agama lain.
Meskipun mereka berbeda keyakinan denganku dan istriku Rehana, bagaimanapun
mereka adalah mertua dan kerabatku yang selama ini telah baik dan menyayangiku.
Aku berharap suatu hari nanti mereka juga akan memeluk Islam seperti yang di
lakukan oleh Rehana. Waktu menunjukkan larut malam, namun mertuaku belum datang
juga, tiba-tiba ada telpon masuk, dan setelah aku mengangkatnya ternyata dari
seseorang di rumah sakit yang mengabarkan bahwa mertuaku mengalami kecelakaan.
Aku dan Rehana segera bergegas menuju ke rumah sakit. Sesampainya di sana aku
melihan ayah mertuaku tengah berbaring dan sedang di rawat karena mengalami
luka-luka. Sedangkan Ibu mertuaku berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit,
dan dokter bilang luka yang di alami Ibu mertuaku cukup parah, sehingga waktu
itu beliau belum sadarkan diri. Istriku sangat cemas dan terpukul melihat
keadaan orang tuanya. Di samping ranjang ibunya, ia membacakan ayat-ayat al-Qur’an
dengan berlinang air mata. Dengan melihat kondisi ibunya yang kritis, ia
khawatir ibunya akan meninggal dalam keadaan belum masuk islam. Aku lihat ia
sangat rajin sholat dan berdo’a di samping pembaringan ibunya. Aku cukup
mengerti perasaan istriku.
Beberapa hari semenjak kecelekaan itu, Ayah mertuaku mulai
pulih kondisinya dan oleh dokter di izinkan untuk pulang. Namun, tidak demikian
dengan ibu mertuaku, beliau masih belum sadarkan diri juga. Setiap harinya aku
menemani istriku untuk menjenguk ibu mertuaku dan kamipun berdo’a bersama untuk
kesembuhan ibu mertuaku. Di lain sisi, ternyata ayah mertuaku di antar dengan
salah seorang kerabatku, juga rajin untuk menengok kondisi Ibu mertuaku, mereka
juga sering menyaksikanku sembahyang di samping pembaringan Ibu mertuaku. Dan
sepertinya ayah mertuaku sedikit tertari dengan cara kami dalam mempraktekkan
ajaran agama Islam, karena beliau jadi sering bertanya-tanya mengenai islam
kepaka kami.
Malam itu saat istriku sedang membacakan ayat-ayat al-Qur’an
di samping pembaringan Ibu mertuaku, tiba-tiba beliau mulai sadar, dan bertanya
kepada istriku tentang apa yang di lakukannya dan apa yang sedang ia ucapkan di
telinganya.
“Bahasa apa itu, kedengarannya sedikit aneh di telingaku,..”,ucap
Ibu mertuaku yang baru sadar kepada Rehana.
“Ini adalah bacaan Al-Qur’an bu,...”,.. jawab istriku dengan
senyum bahagia melihat ibunya yang tengah sadar.
Sejenak Ibu mertuaku terdiam, dan istriku melanjaudkan
melantunkan ayat-ayat al-Qur’an,... sepertinya ibu mertuaku tengah mendengarkan
dan menikmati lantunan ayat-ayat al-Qur’an yang tengah di bacakan oleh Rehana.
Aku melihatnya kagum kepada isriku dan aku semakin menyayanginya.
Akhirnya, hari demi hari ada perkembangan baik dari kondisi
Ibu mertuaku, kata dokter kondisinya semakin membaik. Setelah Ibu mertuaku
mulai pulih dan di izinkan pulang oleh dokter, aku dan Rehana memutuskan untuk
merawat beliau di rumah hingga kondisi beliau benar-benar pulih. Mungkin semua
itu atas kehendak dan rahmat Alloh, pada akhirnya Ibu mertu beserta Ayah
mertuaku bersedia untuk masuk Islam . Kami sangat bersyukur dan bahagia, dan
kami berharap bisa saling mengingatkan dan membimbing menuju jalan yang di
ridhoi oleh Alloh.
Setelah kondisi ibu mertuaku benar-benar pulih, kami
memutuskan untuk pindah rumah dan mengajak mertuaku juga untuk menempati tempat
tinggal baru kami di lingkungan muslim, agar mertua ku bisa beradaptasi dengan
lingkungan muslim dan kami akan kembali ke rumah kami yang lama, setelah mertua
kami cukup memahami tentang ajaran Islam....
Sekian,....
0 komentar:
Posting Komentar