Bermula ketika aku sedang galau lantaran pacarku akhir-akhir itu jarang menghubungi aku, ketika itu juga fikiranku gak karuan campur aduk antara resah,cemburu dan lain-lain. Aku bingung dan tak tau bagaimana cara untuk menenangkannya, akhirnya akupun mengungkapkan segala keluh kesahku ke sebuah jejaring sosial yang lagi ngetren bernama Facebook, seperti anak-anak remaja pada umumnya yang lagi demam facebook berbagai status, sampai tangan keriting dan berjam-jam di depan layar handphone, tak ada rasa bosan kecuali mata ku mulai lelah. Kalau di rumah aku tidak mempunyai teman, dan aku memang sulit untuk bergaul. Jadi aku lebih nyaman untuk mencurahkan isi hatiku di jejaring sosial, berharap pacarku ketika membuka facebook, ia akan membaca semua tulisanku yang muncul di beranda facebooknya dan sadar akan perasaan yang waktu itu tengah aku alami. Namun apa, tak satupun ada komentar/tanggapan darinya, atau mungkin dia tidak pernah membuka facebooknya atau memang ia sengaja tidak memperdulikanku.
Dari sekian banyaknya status yang pernah aku update di dalam facebook ,tanpa aku sadari ternyata telah di perhatikan sejak lama oleh seseorang. Tanpa aku sadari pula seseorang tersebut sering meng Like statusku. Awalnya aku mengira itu cuma hal biasa yang sering di lakukan seperti teman-temanku yang lainnya.
Malam itu di dalam tempat peristirahatanku aku merasa kesepian dan galau lagi , seperti biasa yang aku lakukan ketika ingin mencurahkan isi hatiku pasti aku tulis dan aku update di facebook. Ketika itu juga aku di kagetkan ketika pertama aku login ke facebook aku dapati sebuah pemberitahuan ada seseorang yang mengomentari salah satu statusku dan ternyata dari akun yang bernama Muhammad Nabil. Inilah salah satu dari beberapa status ku di facebook yang di komentarinya,”Ya Allah sudah tidk ad lg yg mw mmperdulikannku”.
Dan berikut adalah komentar dari Muhammad Nabil,”Pasti ukhty tengah membutuhkan seseorang untuk menasehati anti”,.... “sok tw”, balasku singkat dalam komentar di statusku tersebut. Awalnya aku sedikit bingung dengan bahasa yang di gunakan seseorang tersebut, aku menduga itu adalah bahasa arab, maklumlah sejak kecil aku tidak pernah mengenal bahasa arab dan tidak pernah terpikirkan olehku untuk mempelajarinya. Tapi pikirku itu tidak penting , yang penting aku mengerti maksudnya.
Semakin hari aku merasa pacarku semakin menghindar dariku, aku semakin heran dan curiga kepadanya. Bagimana aku tidak di selimuti oleh rasa cemburu, sementara aku tidak bisa memantau pacarku setiap hari lantaran jarak antara kami cukup jauh, sehingga aku dan dia jarang sekali bertemu. Namun meskipun demikian, aku hampir dua tahun bertahan dengan pacarku tersebut, tanpa ada kata putus di antara kita berdua, karena aku percaya kepadanya kalau dia juga sama mencintaiku dan takut kehilangan sama sepertiku. Ku akui waktu itu aku memang sangat mencintainya dan takut sekali kehilangannya, hampir seluruh isi hatiku di penuhi olehnya sehingga tidak ada lagi celah buat yang lainnya. Mungkin itulah kesalahanku aku terlalu berlebihan, sehingga aku sering sakit hati. Bahkan waktu itu rasa cintaku kepadanya melebihi rasa cintaku kepada sang pencipta dan sang pemilik cinta sesungguhnya. Betapa berdosanya diriku waktu itu, telah durhaka karena menduakan sang pencipta dan lebih mementingkan seseorang yang belum tentu menjadi jodohku yang tertulis dalam kitab Lauhul Mahfudz. Aku memang manusia biasa dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari, Allahlah yang maha mengetahui dan yang membuat rencana. Tidak ku sangka jika apa yang menurutku terbaik waktu itu bisa menjadi sebaliknya. Betapa bodohnya aku waktu itu yang lebih percaya dengan ucapan dan janji-janji manis yang di rekayasa oleh mulut seorang lelaki yang waktu itu sebagai pacarku.
Seperti basanya, jika tidak ada pekerjaan, aku gunakan waktu luangku untuk menjelajah di dunia maya di jejaring sosial yang bernama facebook. Berharap ada pemberitahuan yang menarik atau sekiranya ada tanggapan dari pacarku sebagi jawaban yang ku nanti-nanti dari sebelumnya. Namun lagi-lagi tidak seperti yang aku duga. Muhammad Nabil mengirimkan sebuah pesan di dindingku yang bertuliskan, “Ma ismuki ya ukhty???”, “haduuh,... apa sih???”,pikirku karena aku tidak mengerti artinya. Lalu aku balas,”apa artinya?”....tidak lama kemudian ia membalasnya,
”itu artinya, siapa namamu wahai saudariku?”
“oooh,.. gto,...nama q Maya,.... itu b. Arab y???”
“na’am”
“apa itu?”
“iya”
“pinter b. Arab y?”
“hehe, gak juga biasa aja,...”
“ajarin donk !!”
“Insya’Allah,... ajarin yang gimana?”
“apa z , yg penting nyambung, emm,... dr dsarannya z ato yg paling mudah,...”
“insya’Allah ...”
Tidak terasa sudah satu setengahjam berlalu, hampir aku lupa waktu karena asyik berkirim dan berbalas-balasan pesan dengan seseorang yang baru muncul dari dunia maya. Setidaknya sedikit menghibur perasaanku yang sedang galau waktu itu.
Malam harinya tiba-tiba pacarku menelponku, awalnya aku senang sekali karena rasa rinduku akan terobati. Namun tidak seperti harapanku sebelumnya, aku terkejut ketika ia berbicara pada awal menelpon dengan nada yang kasar disertai dengan marah-marah. Sejenak aku berfikir kesalahan apa kiranya yang tengah aku perbuat sehingga membuatnya marah. “kenapa nada bicaramu tidak mengenakkan begitu?”,tanyaku dalam telepon.”gak usah pura-pura dan jangan di sembunyikan dariku, kamu menghianatiku kan? Hmm, baru jarang aku menanyakan kabar kepadamu kamu sudah macam-macam dan selingkuh dengan laki-laki lain...”,tuduhnya padaku. Seketika itu juga air mata di pipiku mulai mengalir perlahan, aku semakin bingung di buatnya dan aku mencoba meminta penjelasan darinya apa maksud dari tuduhannya tersebut dengan berbicara terbata –bata karena tak kuasa menahan tangisanku. Ternyata pacarku sempat membuka facebook dan melihat di dindingku di situ ada komen-komenanku dengan Muhammad Nabil tadi siang. Menurutku tidak ada yang berlebihan komunikasi yang aku lakukan dengan laki-laki di facebook tersebut. Memang pacarku orangnya cemburuan, sedikit-sedikit cemburu dan masalah yang kecil bisa di besar-besarkan. Untung saja aku dengan sabar menghadapinya dan karena rasa cintaku padanya. Kalau tidak, mungkin aku tidak akan pertahankan hubunganku dengannya waktu itu.
Akhir-akhir itu aku sering sekali bertengkar dengan pacarku hanya karena masalah sepele, pikirku dia telah berubah dan tidak seperti dahulu ketika pertama aku mengenalnya, yang selalu perhatian dan baik kepadaku. Mungkin benar kata teman-temanku pacaran itu cuma indah pada awalnya saja, tapi pahit pada akhirnya, Itulah yang aku alami waktu itu. Di samping itu, aku juga semakin akrab dengan Muhammad Nabil setelah sebelumnya kami saling berkenalan, meskipun hanya dalam dunia maya, waktu itu aku menganggapnya sebagai sahabatku. Sering sekali ia mengirimkan nasehat-nasehat terutama tentang agama ke dalam pesan di facebookku. dari nasehat-nasehatnya itu aku merasa lebih tenang ketika aku membacanya dan mempraktekkannya dalam kehidupanku. Inilah salah satu dari beberapa pesan yang pernah dikirimkannya di dalam pesan facebookku yang membuatku terharu,
“ Jika kau mncintai sesorang,
maka
ingatlah pada Yang Maha Menciptakan kekasihmu
ingatlah pada Yang Maha Menggenggam hati kekasihmu
ingatlah pada Yang Maha Menguasai kekasihmu
dan ingatlah Yang Maha Menanamkan rasa CINTA dlm hatimu itu
Dia adalah ALLAH SWT...”
Dari situlah aku mulai sadar dan senang belajar memahami ilmu agama, dari facebook juga aku pertama kali memulainya, aku sering membaca artikel mengenai agama di dalam facebook yang juga sering di tag atau di share oleh Muhammad Nabil. Hari demi hari rasa galauku mulai terobati setelah aku telateni untuk membaca ayat-ayat al-Qur’an seperti yang telah di sarankan oleh Muhammad Nabil. Selain itu juga aku mulai belajar mengenai bahasa arab, awalnya memang di bimbing oleh sahabatku tersebut, dan dia menyarankanku agar aku membeli buku panduan belajar bahasa arab dasar Nahwu dan Shorof. Sebelumnya memang aku tidak begitu suka untuk mempelajari ilmu agama, bahkan pelajaran agama adalah momok yang menakutkan saat di sekolah. Namun ternyata aku salah, justru dengan kita mendalami ilmu agama akan semakin kokoh iman kita dan membuat hati kita menjadi tentram.
Sering sekali Muhammad Nabil menasehatiku jika pacaran merupakan kebudayaan dari barat dan segala aktifitasnya kebanyakan lebih menjuru kepada kemaksiatan, karena merupakan pintu gerbang menuju perzinaan. Kalau aku pikir memang iya, malah lebih banyak merugikan dari pada menguntungkan. Namun masalahnya aku masih terlalu lemah jika harus memutuskan pacarku, karena waktu itu aku masih mencintainya dan masih takut kehilangannya. Lalu akupun menceritakannya kepada Muhammad Nabil sebagi sahabatku. Dan iapun memberiakan solusi kepadaku,
“kalu kamu masih merasa berat untuk memutuskannya, lebih baik kamu berdo’a kepada Allah dan meminta petunjuk-Nya. Karena hanya Allahlah yang bisa menjawabnya dan mengadulah kepada Allah atas segala problem yang menimpamu, karena hanya kepadaNyalah kita memohon dan meminta pertolongan, insya’Allah kamu akan mendapatkan solusinya tidak lama lagi, dan ingat tetaplah untuk bersabar,....”, demikianlah solusi yang di berikan olehnya lewat pesan dalam facebookku. dan akupun mengikuti sarannya. Setiap selesai sholat fardhu, aku selalu berdo’a agar di berikan petunjuk olehNya. Aku curahkan semua isi hatiku kepada Allah. Sebelumnya aku sempat berdo’a dan memaksakan kehendakku, aku memohon agar aku dan pacarku menjadi jodoh dan aku tidak menginginkan yang lainnya. Entah setan apa yang waktu itu mempengaruhi pikiranku sehingga aku tidak menyadari takdir dan ketentuan Allah, seharusnyakan kita sebagai manusia tidak boleh berlebihan dalam sesuatu dan harus bisa menerima dengan ikhlas dan ridho atas semua kehendak Allah, karena bagaimanapun juga itu adalah rencana Allah yang nantinya juga terbaik untuk kita, karena Allah lebih mengetahui atas segala sesuatu yang terbaik untuk makhluknya. Dari situlah aku mulai berfikir dan menyadari bahwa aku terlalu memaksakan kehendakku dan merasa menuntut Allah. Setelah itu, aku tak lagi memohon yang demikian, melainkan aku lebih tawakkal atau berserah diri kepada Allah dan berfikir positif akan ada rencana yang baik dari Allah untukku. Dan ternyata benar apa yang di katakan sahabatku Muhammad Nabil bahwa aku akan segera mendapatkan jawaban dari permasalahanku selama ini.
Setelah beberapa hari aku tidak membuka facebook , aku iseng mencoba membuka facebook pacarku karena aku juga memiliki kata sandinya karena dulu sempat aku dan pacarku bertukar kata sandi facebook kami. Namun sepertinya sudah lama pacarku tidak pernah mengurusi facebookku, dan akhir-akhir itu ia semakin menghindar dariku, namun berkat sahabatku aku sedikit bisa melupakan pacarku alias tidak lagi berlebihan seperti sebelumnya. Sepertinya facebook pacarku juga jarang di buka ,karena di situ banyak pemberitahuan-pemberitahuan yang belum terbaca. Pemberitahuan yang pertama aku baca yaitu mengenai pesan dari seorang perempuan yang isinya menanyakan kabar pacarku, di situ tertulis namanya Ria. Lalu akupun membalas pesan tersebut seolah-olah sebagai pemilik facebook yang sebenernya alias Daniar Rizky, itulah nama yang di pakai pacarku dalam facebooknya. Dan beberapa lama kemudian Ria membalas pesanku tersebut,
“gimana hubungan kamu ma pacar kamu, langgeng gak?”, pikirku yang di maksud Ria pacar itu adalah aku, namun entah mengapa rasanya aku masih ragu dan ingin mencari tahu lebih lanjut untuk menjawab rasa penasaranku tersebut,”pacar yang mna?”, balasku iseng kepada Ria.
“ya si Alya lah, siapa lg coba”, balas dari Ria.
Degg,.. rasanya jantung ini berdetak kencang dan aku di kagetkan oleh balasan dari Ria tersebut. Namun anehnya tidak seperti biasanya saat aku sakit hati pasti air mataku jatuh bercucuran. Namun waktu itu tak sedikitpun air mataku tumpah. Meskipun sedikit kaget, namun hatiku terasa lega, entah mengapa. Mungkin inilah jawaban yang selama ini aku tunggu dan Allah telah memberikan aku petunjuk. Kemudian untuk lebih meyakinkannya lagi aku lanjudkan untuk membalas pesan dari Ria berharap mendapatkan banyak info darinya.
“kamu punya Fbnya Alya gak?”,tanyaku di dalam pesan .
“lhoh, kamu kan pacarnya seharusnya lebih tau donk,...”,balasan dari Ria.
“hehe iya, aku lupa,.. kirimin alamat emailnya / nma fbnya donk,...!!”
Obrolan ku dengan ayu terus berlanjut dalam pesan facebook tersebut, dan akhirnya akupun mendapatkan alamat facebook si Alya yang katanya juga sebagai pacar si Daniar alias yang masih berstatus sebagai pacarku waktu itu. Setelah aku cari di pencarian dan akupun berhasil menemukannya, dalam status facebooknya bertuliskan berpacaran dengan “Rizky Ajh”, karena penasaran aku klik untuk membuka facebook dari pada Rizky Ajh tersebut, dan ternyata benar itu adalah facebook lain yang di gunakan oleh pacarku, dalam foto profilnya ada fotonya, siapa lagi kalau bukan dia, aku lihat info semua tentang dia dan memang itu bukti yang jelas dan nyata. Entah sejak kapan mereka berpacaran, namun aku tak peduli . dan tanpa canggung-canggung seketika itu juga aku langsung menelpon pacarku dan akupun mengakhiri hubungan ku dengannya dalam berpacaran.
Aku merasa tindakan yang aku lakukan sudah tepat dan benar, dan aku merasa bebas dari yang namanya pacaran. Namun aku juga tak luput dari rasa berdosa dan penyesalan, andai waktu bisa di putar kembali ingin aku merubah semuanya. Namun apa daya nasi telah menjadi bubur, dan burur tak mungkin bisa kembali menjadi nasi. Yang bisa ku lakukan adalah bagaimana cara mengolah bubur tersebut agar bisa enak untuk di nikmati. Masalalu akan aku jadikan sebagi sebuah pelajaran untuk masa depan agar bisa lebih baik.
Di lain sisi aku juga salut kepada Muhammad Nabil, karena ia berprinsip tidak mau pacaran sebelum menikah. Memang dia berbeda dari yang lainnya. Baru kali ini aku mengenal seorang cowok yang mampu mengajarkanku untuk berubah memperbaiki diri ini agar lebih baik. Ia tidak penah merayu atau membuat kata-kata cinta kepadaku seperti yang di lakukan laki-laki lain yang pernah aku kenal. Dan berbicara dengannya pasti yang di bahas tidak jauh dari masalah agama dan kehidupan sosial. Meskipun aku sering berkomunikasi dengannya dan akrab, aku tidak pernah mendapatinya memajang fotonya di facebook. Ia juga sempat mengkritik foto – foto yang aku upload di facebook. Ia menyarankanku untuk menghapus atau mengunci foto-fotoku yang di facebook. Alasannya banyak sekali kejahatan yang marak di dunia maya dan bisa juga memanipulasi foto orang yang tidak bersalah untuk di edit dan di jadikan model gambar porno dan lain-lain sebagainya. Untung ia memberitahuku, semenjak itu pula aku tidak lagi memajang foto di facebook, melainkan aku ganti dengan gambar animasi atau kartun atau binatang atau yang lainnya. Semenjak aku mengenal Muhammad Nabil pula aku mulai merubah pola hidupku, aku tak lagi menggunakan facebook sebagai media untuk mencurahkan hati dan membuat status yang gak jelas, melainkan aku mengikuti jejaknya untuk berdakwah dengan menggunakan media facebook.Kini aku dan dia berkomitmen untuk saling menasehati dan menyebarkan kebaikan serta mendakwahkannya sesuai dengan ilmu yang kita miliki. Selain itu pula aku semakin bersemangat untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama, menurutku itu belum terlambat selagi kita ada kemauan, semua tak luput dari petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala,...
0 komentar:
Posting Komentar